Contoh Soal dan Tips Penilaian Sumatif Tengah Semester Genap Bahasa Indonesia 2024/2025 Penilaian Sumatif Tengah Semester (PTS) Genap tahun ajaran 2024/2025 merupakan momen penting untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Dalam Kurikulum Merdeka, penilaian tidak hanya menekankan aspek kognitif, tetapi juga pemahaman kontekstual dan kemampuan berpikir kritis. Berikut ini kami sajikan beberapa contoh soal dan tips sukses menghadapi Penilaian Sumatif Tengah Semester Genap Bahasa Indonesia atau PSTS mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Download 50 Soal dan Kisi-Kisi Penilaian Sumatif Tengah Semester Genap Bahasa Indonesia 2024/2025 Kurikulum Merdeka (File Word Bisa Diedit) bisa di klik di sini.
Bacalah teks berikut ini dengan cermat!
Omong Serius atau Sekadar Serius Omong?
Siang
itu kantin SMA Merdeka Raya riuh rendah, tapi di sudut meja paling pojok, empat
siswa tampak serius. Bagas membuka percakapan dengan nada prihatin.
“Kalian
masih ingat pemilihan ketua OSIS bulan lalu?” tanyanya sambil menyeruput es
teh.
“Iya,”
sahut Rina cepat. “Aku masih ingat jelas. Mandra janji ngajarin matematika buat
yang kesulitan. Paijo pengin bikin kita lebih disiplin. Tapi yang kepilih malah
Alek, yang janji mau undang tentor dari bimbel terkenal dan traktir bakso tiap
akhir bulan. Janjinya paling menggiurkan.”
“Tapi
sampai sekarang mana buktinya?” timpal Dina kesal. “Tentor nggak ada, bakso
juga nggak pernah. Malah katanya mau ngajak iuran!”
Rina
melirik tajam ke Bagas. “Dulu kamu yang paling semangat dukung Alek. Jangan
sekarang pura-pura kecewa, ya.”
Bagas
tersinggung. “Lho, kamu juga milih Alek, kan? Jangan lempar kesalahan ke aku
aja!”
Dina
segera menengahi. “Sudah, sudah! Nggak ada gunanya saling menyalahkan. Lebih
baik kita datangi Alek langsung. Tanyakan baik-baik. Ini soal tanggung jawab.”
Mereka
bertiga pun sepakat. Sore harinya, mereka mengetuk pintu ruang OSIS, di mana
Alek tampak sedang merapikan dokumen. Ia menyambut mereka dengan ramah.
“Ada
apa, teman-teman?” tanya Alek.
Rina
membuka pembicaraan. “Kami cuma ingin mengingatkan soal janji kamu saat orasi
visi misi pemilihan OSIS. Tentor dari bimbel? Traktiran bakso? Belum ada
tanda-tandanya.”
Alek
tertunduk. “Aku sadar. Waktu itu aku terlalu semangat. Aku cuma ingin menang,
tanpa mikir dampaknya. Sekarang aku sadar, janji itu berat. Biaya tentor dan
traktiran besar, aku nggak sanggup sendirian.”
Dina
mengernyit. “Tapi kamu nggak bilang begitu saat orasi visi misi. Kamu bilang semua
gratis. Jelas-jelas janji itu memengaruhi pilihan kami.”
Alek
menelan ludah. “Aku minta maaf. Tapi aku ingin memperbaikinya.”
Bagas
menghela napas lalu berkata, “Gimana kalau kita adakan ‘Hari Belajar &
Makan Bersama’? Kita belajar bareng guru atau alumni, lalu makan bakso bareng,
pakai dana OSIS, ditambah bantuan dari kamu.”
Wajah
Alek kembali cerah. “Itu ide bagus! Aku bisa buat proposal dan diskusikan
dengan pengurus. Aku juga mau ajak Mandra dan Paijo terlibat. Mereka punya
semangat tinggi dan tetap berkarya meski tidak menang.”
Rina
tersenyum. “Nah, itu baru pemimpin. Bukan hanya jago janji, tapi juga mau
bertanggung jawab.”
“Dan
mau merangkul semua pihak,” tambah Dina. “Aku salut kalau kamu beneran mau
mewujudkan ini.”
Alek
mengangguk mantap. “Mulai sekarang, aku akan lebih berhati-hati dalam berkata.
Terima kasih sudah mengingatkan.”
Dari
percakapan itu, mereka semua belajar satu hal penting, memilih pemimpin tak
boleh hanya karena janji yang menggiurkan, tapi karena niat baik yang disertai
logika dan tanggung jawab.
1. Setelah Alek terpilih sebagai ketua
OSIS, ia belum merealisasikan janji-janji saat orasi visi misinya. Ketika
diingatkan oleh teman-temannya, Alek mengakui kekeliruannya dan menerima usulan
solusi dari Bagas. Berdasarkan hal tersebut, bagaimana komitmen Alek sebagai
tokoh utama dalam teks negosiasi tersebut?
A. Alek menunjukkan komitmen yang lemah
karena ia tidak mampu menepati janji dan tidak bersedia mencari jalan keluar.
B. Alek menunjukkan komitmen setengah
hati karena ia mengakui kesalahan tapi tidak melakukan tindakan lanjutan.
C. Alek bersikap defensif terhadap
kritik, sehingga menyulitkan proses negosiasi dan penyelesaian masalah.
D. Alek menunjukkan komitmen yang baik
dengan menerima kritik dan bersedia bekerja sama untuk memperbaiki keadaan.
E. Alek memilih menghindari tanggung
jawab dan menyerahkan urusan pada pengurus OSIS lain.
2. Setelah
mendengar keluhan teman-temannya, Alek mengakui bahwa ia tidak mampu memenuhi
janji saat orasi visi misinya. Bagas kemudian mengusulkan solusi yang
melibatkan kerja sama antara pengurus OSIS dan siswa lain. Usulan ini diterima
Alek sebagai bentuk tanggung jawab dan kesediaan memperbaiki kesalahan. Apa evaluasi paling tepat terhadap
solusi yang diambil dalam teks tersebut?
A. Solusi tersebut kurang tepat karena
tidak menepati janji awal dan malah membebani siswa lain untuk ikut membantu
Alek.
B. Solusi tersebut keliru karena
seharusnya Alek diberhentikan dari jabatan ketua OSIS agar tidak mengulangi
kesalahan serupa.
C. Solusi tersebut tepat karena
menciptakan kegiatan yang realistis dan melibatkan kerja sama banyak pihak
secara tanggung jawab.
D. Solusi tersebut kurang efektif karena
tidak mampu mengembalikan kepercayaan siswa yang sudah terlanjur kecewa.
E. Solusi tersebut tidak relevan karena
mengubah visi misi awal Alek dan menurunkan kualitas kepemimpinan yang
dijanjikan.
3. Setelah mendengar kekecewaan
teman-temannya atas janji orasi visi misi yang belum terealisasi, Alek memilih
untuk menerima kritik dengan terbuka. Ia kemudian menyetujui usulan kegiatan
‘Hari Belajar & Makan Bersama’ sebagai solusi. Menurutmu, bagaimana cara mengevaluasi
keputusan Alek dalam merespons situasi tersebut?
A. Alek
menunjukkan sikap defensif terhadap kritik dan tidak ingin mengakui kesalahan.
Ia cenderung menghindar dari tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Hal ini menunjukkan kurangnya sikap kepemimpinan yang baik.
B. Keputusan
Alek menolak usulan kegiatan belajar bersama mencerminkan kurangnya
kreativitas.
Ia juga menolak bekerja sama dengan Mandra dan Paijo yang sebelumnya menjadi
rivalnya.
Ini membuatnya tidak layak dipilih sebagai ketua OSIS sejak awal.
C. Alek
justru menyalahkan teman-temannya karena dianggap tidak sabar menunggu hasil
kerjanya.
Ia menegaskan bahwa janjinya akan tetap dijalankan tanpa kompromi.
Sikap seperti ini bisa menimbulkan konflik baru dalam organisasi.
D. Alek
bersikap terbuka terhadap kritik dan mengakui kesalahan saat orasi visi
misinya.
Ia menerima usulan Bagas untuk membuat kegiatan yang realistis dan bisa
dijalankan bersama.
Keputusannya menunjukkan tanggung jawab dan kemampuan menyatukan semua pihak.
E. Alek
tetap bertahan pada janjinya dan tidak mau mengubah rencana awal.
Ia menolak ide baru karena takut dianggap lemah dalam memimpin.
Ini memperlihatkan ketidakmatangan dalam mengambil keputusan penting.
4. Berdasarkan teks di atas, apabila
Alek tetap merasa kesulitan untuk memenuhi janjinya, solusi alternatif apa yang
paling tepat yang bisa dia lakukan?
A. Mengabaikan semua janji dan fokus pada kegiatan lainnya
tanpa memberitahu teman-temannya.
B. Mengajak teman-temannya untuk membuat acara yang lebih
sederhana dan terjangkau, seperti belajar bersama dan makan bersama.
C. Menunda acara sampai ia dapat mengumpulkan dana yang cukup
dan berharap teman-temannya tidak kecewa.
D. Membatalkan semua janji dan tidak melibatkan teman-temannya
sama sekali dalam kegiatan OSIS.
E. Menyalahkan dana yang terbatas sebagai alasan tidak dapat
melaksanakan janji yang telah dibuat.
5. Berdasarkan teks di atas, bagaimana sikap Alek dalam
menanggapi janji-janji yang disampaikan selama orasi visi misi pemilihan OSIS?
A. Alek tetap mempertahankan janji-janji yang telah dibuatnya
meskipun sulit untuk dilaksanakan.
B. Alek mengakui kesalahan dan berusaha mencari solusi yang
lebih realistis agar janji-janji tersebut dapat terwujud.
C. Alek merasa tidak perlu meminta maaf karena tidak ada yang
salah dengan janjinya.
D. Alek mengabaikan kritikan teman-temannya dan tidak berusaha
mewujudkan janji tersebut.
E. Alek memutuskan untuk tidak melibatkan teman-temannya dalam
proses perbaikan janji-janji yang telah dibuat.
6. Berdasarkan cerita "Omong Serius atau Sekadar Serius
Omong?" berikut, apa pelajaran penting yang dapat diambil tentang janji
dalam konteks kepemimpinan?
A. Janji dalam kepemimpinan tidak perlu dipenuhi selama tidak
merugikan banyak orang.
B. Seorang pemimpin harus bisa membuat janji yang muluk agar
dapat memenangkan pemilihan.
C. Janji seorang pemimpin harus realistis, dan jika tidak bisa
dipenuhi, harus ada niat untuk memperbaikinya dengan cara yang lebih
memungkinkan.
D. Pemimpin yang tidak menepati janji harus segera mengundurkan
diri agar tidak merusak reputasinya.
E. Janji pemimpin hanya penting saat orasi visi misi,
setelahnya tidak perlu dipertanggungjawabkan.
Bacalah teks berikut ini dengan cermat!
Latihan Pentas Musik
Pak Joko: “Selamat siang, Pak Ade.”
Pak Ade: “Oh, Pak Joko rupanya. Selamat siang
juga Pak.”
Pak Joko: “Saya amati putra Pak Ade dan
teman-temannya sering latihan musik di rumah ya?”
Pak Ade: “Oh, iya nih, Pak. Maklum sebentar
lagi putra saya mau ikut pentas musik di sekolahnya, Pak.”
Pak Joko: “Oh, ya. Sebelumnya saya minta maaf
nih, Pak Ade. Sebagai tetangga, saya harus menyampaikan hal ini karena sudah
beberapa hari saya dan keluarga merasa terganggu. Jujur saja, suara yang
ditimbulkan oleh latihan musik putra Pak Ade dan teman-temannya terlalu
berisik. Saya dan keluarga jadi sulit istirahat. Apalagi istri saya sekarang
kan sedang punya anak bayi.”
Pak Ade: “Wah, begitu ya. Maaf saya tidak
tahu jika suaranya terdengar sampai rumah Pak Joko. Tapi mau bagaimana lagi ya.
Kalau tidak latihan, kasihan juga sama anak saya.”
Pak Joko: “Iya, tapi apa tidak bisa diatur
agar suaranya tidak terlalu keras dan hanya dibunyikan pada waktu tertentu
saja?”
Pak Ade: “Mohon pengertiannya, Pak. Ini hanya
sementara. Mungkin hanya sampai minggu depan. Saya juga tidak ingin
mengecewakan anak saya yang akan tampil pentas musik minggu depan.”
Pak Joko: “Kalau memang Pak Ade bersikeras,
terpaksa saya harus menyampaikan hal ini pada Pak RT. Nah, itu Pak RT kebetulan
lewat. Saya akan membawanya ke sini.”
(Pak Joko menghampiri Pak RT dan menyampaikan
keluhannya. Pak RT pun mendatangi Pak Ade)
Pak RT: “Selamat siang, Pak Ade.”
Pak Ade: “Selamat siang juga Pak.”
Pak RT: “Saya mendengar keluhan Pak Joko
tentang putra Pak Ade dan teman-temannya yang bermain musik dan mengganggu
waktu istirahat tetangga sekitar. Apakah kita bisa mencari solusi terbaik atas
masalah ini, Pak?”
Pak Ade: “Iya, Pak RT. Saya akui, putra saya
dan teman-temannya sering bermain musik di rumah, tapi itu hanya sementara sampai
minggu depan karena mereka akan pentas musik, Pak. Mohon pengertiannya.”
Pak Joko: “Tidak bisa, Pak Ade. Saya sudah
cukup bersabar selama beberapa hari terganggu. Suara putra Pak Ade dan
teman-temannya yang bermain musik terlalu bising sehingga saya sulit untuk
tidur siang. Selain itu, kebetulan juga saya kan lagi punya anak bayi sekarang.
Kasihan juga bayi saya sering menangis karena ada musik yang keras.”
Pak RT: “Mohon bersabar Bapak-Bapak. Jangan
emosi dulu ya. Begini saja, kebetulan RT kita memiliki fasilitas ruang musik
tidak jauh dari sini yang mungkin bisa digunakan untuk latihan putra Pak Ade
dan teman-temannya. Tempatnya cukup layak dan memiliki peredam suara. Dengan
demikian, putra Pak Ade dan teman-temannya masih bisa latihan musik dan Pak Joko
beserta keluarga tidak lagi terganggu. Bagaimana Bapak-Bapak?”
Pak Ade: “Oh, begitu. Kalau memang ada tempat
lain yang cocok, dekat, dan bisa digunakan, saya sih tidak keberatan, Pak.”
Pak Joko: “Oh, syukurlah kalau begitu. Kalau
memang bisa latihan di tempat lain, saya dan keluarga bisa tenang.”
Pak RT: “Syukurlah, kalau Pak Ade dan Pak
Joko bisa menerima. Nanti Pak Ade silakan minta putra Pak Ade dan
teman-temannya tuk memindahkan alat-alat musiknya. Saya akan menyiapkan dulu
tempatnya.”
Pak Ade: “Baik. Pak RT. Segera saya
laksanakan. Terima kasih banyak atas bantuan Bapak.”
Pak Joko: “Saya juga terima kasih Pak RT atas
solusinya. Terima kasih juga Pak Ade atas pengertiannya.”
Pak Ade: “Iya, Pak Joko. Saya juga mohon maaf
ya, sudah membuat keluarga Pak Joko tidak nyaman.”
Pak RT: “Baiklah, kalau begitu saya pamit
dulu ya, Bapak-Bapak. ”
Pak Ade dan Pak Joko: “Ya, Pak. Silakan.”
7. Pak Joko mengeluhkan suara latihan
musik dari rumah Pak Ade. Suara tersebut mengganggu istirahatnya, terutama
karena ada bayi di rumah. Apa yang menjadi alasan utama keluhan Pak Joko?
A.
Suara musik terlalu keras dan
mengganggu waktu istirahat Pak Ade.
B.
Suara musik terlalu keras dan
mengganggu waktu istirahat Pak Joko, terutama karena istri Pak Joko sedang
memiliki bayi.
C.
Pak Joko merasa bahwa latihan musik
itu tidak perlu dilakukan.
D.
Pak Joko merasa bahwa latihan musik
di rumah Pak Ade sudah terlalu lama.
E.
Pak Joko tidak setuju dengan pilihan
musik yang dimainkan oleh anak-anak Pak Ade.
8. Pak Ade tidak langsung mengurangi
volume suara musik meskipun ada keluhan. Ia merasa putranya perlu berlatih
untuk pentas musik yang akan datang. Mengapa Pak Ade merasa tidak bisa
mengurangi volume suara musik?
A.
Karena ia tidak tahu bahwa suara
musik terdengar sampai rumah Pak Joko.
B.
Karena ia merasa putranya harus
tetap berlatih untuk pentas musik yang akan diadakan.
C.
Karena ia sudah mengatur waktu
latihan sehingga tidak mengganggu orang lain.
D.
Karena ia merasa bahwa suara musik
tersebut tidak terlalu keras.
E.
Karena ia tidak percaya bahwa musik
tersebut mengganggu waktu istirahat Pak Joko.
Bacalah teks berikut ini
dengan cermat!
Maafku di Ujung Luka
Paijo mogok sekolah. Ia marah karena ayahnya membelikan
motor tua, bukan motor sport yang ia impikan.
"Aku malu, Yah. Teman-temanku motornya keren. Kenapa
Ayah malah belikan motor tua?" bentaknya.
Ayah menghela napas. "Maaf, Nak. Ayah belum sanggup
beli motor mahal. Tapi motor ini masih layak dan aman."
"Aku nggak mau sekolah sebelum dapat motor baru!"
Paijo bersikeras.
Ibu mencoba menengahi, "Paijo, motor bukan segalanya.
Ayah sudah berusaha yang terbaik. Jangan sakiti hatinya hanya karena
gengsi."
Namun, Paijo tetap pergi dengan kesal, mengendarai motornya
tanpa helm. Di jalan, sebuah mobil menabraknya. Ia dilarikan ke rumah sakit
dengan kaki patah.
Di ruang perawatan, dokter mendekat. "Nak, hidup ini
terlalu singkat untuk dibenci dan disesali. Orang tua tak selalu bisa menuruti,
tapi mereka selalu mencintai."
Paijo menangis. "Aku salah, Dok. Aku ingin minta
maaf..."
Beberapa hari kemudian, Ayah dan Ibu datang menjenguk.
"Ayah... Ibu... maafkan aku. Aku egois. Aku janji akan
sekolah lagi dan jadi anak yang berbakti."
Ayah menggenggam tangannya. "Kami selalu memaafkanmu,
Nak."
Kesepakatan lahir dari luka. Kini Paijo tahu: kasih sayang
lebih berarti daripada motor sport
9. Bacalah
kutipan berikut dengan saksama!
"Aku malu, Yah. Teman-temanku
motornya keren. Kenapa Ayah malah belikan motor tua?" bentaknya. Ayah
menghela napas. "Maaf, Nak. Ayah belum sanggup beli motor mahal. Tapi
motor ini masih layak dan aman."
(Teks: Maafku di Ujung Luka)
Dalam kutipan tersebut, terjadi
percakapan antara anak dan ayah yang mengandung unsur negosiasi. Jika dilihat
dari isi dan makna tersurat dalam bagian ini, pernyataan manakah yang paling
tepat menggambarkan posisi dan tujuan negosiasi kedua tokoh tersebut?
A.
Paijo
ingin menunjukkan bahwa motor tua membahayakan keselamatan, dan ayahnya
berusaha membela diri.
B.
Ayah
menolak memberi motor baru karena ingin mengajari Paijo hidup hemat, meskipun
sanggup membeli.
C.
Paijo
menuntut motor baru demi gengsi, sementara ayah menolak karena alasan
keterbatasan ekonomi dan keamanan.
D.
Ayah
sebenarnya menyetujui keinginan Paijo tetapi sengaja menunda pembelian untuk
menguji kesabaran anaknya.
E.
Percakapan
ini tidak menunjukkan adanya unsur negosiasi, melainkan hanya kemarahan sepihak
dari Paijo.
10. "Paijo mogok sekolah. Ia marah karena ayahnya membelikan motor tua, bukan motor sport yang ia impikan. 'Aku malu, Yah. Teman-temanku motornya keren. Kenapa Ayah malah belikan motor tua?' bentaknya. Ayah menghela napas. 'Maaf, Nak. Ayah belum sanggup beli motor mahal. Tapi motor ini masih layak dan aman.' Ibu mencoba menengahi, 'Paijo, motor bukan segalanya. Ayah sudah berusaha yang terbaik. Jangan sakiti hatinya hanya karena gengsi.'”
Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa bentuk negosiasi yang terjadi menunjukkan adanya konflik batin dan kebutuhan yang tidak terpenuhi. Berdasarkan hal itu, manakah pernyataan berikut yang paling tepat untuk menggambarkan **makna tersurat dari interaksi negosiasi dalam kutipan tersebut?
A.
Orang tua harus memenuhi semua keinginan
anak agar anak tidak merasa kecewa dan mogok sekolah.
B.
Negosiasi akan gagal jika orang tua
tidak mampu memenuhi tuntutan materi anaknya.
C.
Konflik dalam keluarga tidak akan
pernah selesai karena adanya kesenjangan antara keinginan dan kenyataan.
D.
Proses negosiasi antara orang tua
dan anak menampilkan adanya perbedaan kepentingan, yang dapat diatasi jika anak
bersedia mendengarkan dan memahami alasan orang tuanya.
E.
Ketika negosiasi tidak berjalan
sesuai keinginan anak, maka pemberontakan menjadi satu-satunya pilihan untuk
mengungkapkan ketidakpuasan.